Interaksi mikro (microinteractions)

Dalam desain UX, ada istilah interaksi mikro (microinteractions).

Istilah "interaksi mikro" ini dibuat oleh Dan Saffer. Namun, sebagai konsep, interaksi mikro telah dimulai pada tahun 1980-an dengan antarmuka pengguna grafis (graphical user interfaces) yang memungkinkan pengguna (user) berinteraksi dengan komputer melalui ikon alih-alih menggunakan perintah teks.

Interaksi mikro mengacu pada elemen desain yang halus, yang subtil, yang mungkin tidak disadari, tetapi berdampak untuk memandu pengguna (user) atau memberikan umpan balik sensorik selama pengguna (user) melakukan tindakan tertentu. Interaksi mikro muncul melalui animasi, grafik gerak, dan isyarat-isyarat visual.

Dalam keseharian, interaksi mikro adalah momen fungsional pada produk digital dan fisik saat produk memberikan respons/umpan balik terhadap tindakan pengguna. Contohnya antara lain: 1) Produk digital: animasi "like" di media sosial, tombol yang berubah warna saat kursor diarahkan; 2) Produk fisik: sensor keran otomatis di toilet; peringatan suara dan visual saat tidak menggunakan sabuk pengaman ketika naik mobil.

Tujuan utama dari elemen-elemen interaksi mikro adalah untuk selain untuk memandu pengguna dan memberikan respons/umpan balik, juga untuk menanamkan kepribadian ke dalam sebuah desain. Dengan membuat produk lebih interaktif, interaksi mikro mengubah tindakan yang mungkin biasa dari pengguna menjadi pengalaman yang bermakna dan berkesan.

Elemen-elemen atau fitur-fitur dari interaksi mikro dapat memberikan pemahaman kepada pengguna tentang status sistem (apa yang terjadi) pada produk yang sedang digunakan. Selain itu, interaksi mikro dapat membantu pengguna menentukan apakah sistem merespons perintah mereka dengan benar.

Lihat post berikut:

Microinteractions in User Experience.

The Role of Micro-interactions in Modern UX.

14 Micro-Interaction Examples to Enhance the UX and Reduce User Frustration.

12 Micro Animation Examples Bringing Apps to Life in 2025.