Aksesibilitas (accessibility)

Menurut Web Accessibility Initiative (WAI), definisi aksesibilitas (accessibility) adalah:

"Web accessibility means that people with disabilities can use the Web. More specifically, Web accessibility means that people with disabilities can perceive, understand, navigate, and interact with the Web, and that they can contribute to the Web. Web accessibility also benefits others, including older people with changing abilities due to aging."

Definisi lain tentang aksesibilitas (accessibility) dari Wikipedia adalah:

"Web accessibility refers to the inclusive practice of removing barriers that prevent interaction with, or access to websites, by people with disabilities. When sites are correctly designed, developed and edited, all users have equal access to information and functionality."

Anne Gibson dalam artikelnya, Reframing Accessibility for the Web, tidak setuju dengan definisi aksesibilitas (accessibility) di atas yang seolah menempatkan konsep aksesbilitas hanya diperuntukkan terhadap orang yang memiliki disabilitas.

Menurut Anne, ketika kita memperlakukan semua pengguna kita sebagai manusia seutuhnya, terlepas dari seperti apa kemampuan mereka, maka kita dapat mendekati aksesibilitas sebagai tantangan teknis sebagaimana tantangan teknis lainnya yang penting untuk dapat dipecahkan.

Ada empat prinsip utama dari aksesibilitas (accessibility) guna memahami bagaimana orang mengakses dan menggunakan konten web, yaitu:

1. Dapat Dikenali (Perceivable).

Informasi dan komponen-komponen antarmuka pengguna harus dapat disajikan kepada pengguna melalui cara yang dapat mereka kenali/lihat. Ini berarti bahwa pengguna harus dapat mengenali/melihat informasi yang disajikan (tidak boleh tersembunyi/tidak boleh tidak dapat dikenali oleh semua indra pengguna).

2. Dapat dioperasikan (Operable).

Komponen-komponen antarmuka pengguna dan navigasi harus dapat dioperasikan. Ini berarti bahwa pengguna harus dapat mengoperasikan antarmuka (antarmuka tidak memerlukan interaksi yang tidak dapat dilakukan oleh pengguna).

3. Dapat dimengerti (Understandable).

Informasi dan pengoperasian dari antarmuka pengguna haruslah dapat dimengerti. Ini berarti bahwa pengguna harus dapat memahami informasi sekaligus dapat mengoperasikan antarmuka pengguna (konten atau pengoperasian tidak boleh di luar pemahaman pengguna).

4. Kuat/Kokoh (Robust).

Konten harus cukup kuat/cukup kokoh sehingga dapat diinterpretasikan secara reliabel oleh beragam kelompok pengguna, termasuk ketika diakses melalui teknologi bantu. Ini berarti bahwa pengguna harus dapat mengakses konten seiring kemajuan teknologi (karena teknologi dan kelompok pengguna berevolusi, konten haruslah tetap dapat diakses).

Laura Kalbag menyatakan bahwa untuk memahami aksesibilitas (accessibility) berarti di satu sisi, jenis-jenis konten dan interaksi Anda dengan web dan konten akan menentukan adanya sejumlah kendala/batasan. Di sisi lain, apa yang menjadi kebutuhan dan tujuan dari para pengguna web dan konten akan menentukan sejumlah kendala/batasan yang lain. Secara umum, desain web sebagai praktik adalah menemukan keseimbangan antara dua sisi kendala/batasan tersebut.

Aksesibilitas (accessibility) seharusnya mengenai semua manusia, bukan hanya tentang manusia yang memiliki disabilitas.