Masalahnya bukan kesalahan manusia, tapi pada desain yang buruk

Bila terjadi bencana atau kecelakaan di industri transportasi (misal mobil, pesawat, kereta api), reaktor nuklir, hingga industri dan praktik medis, maka yang umumnya dianggap menjadi penyebab adalah kesalahan manusia atau lebih sering dikenal dengan istilah human error.

Don Norman dalam artikelnya, Human Error? No, Bad Design, menulis:

“When there are serious accidents, the first reaction is often to claim "human error." That is why the problems persist: we do not remedy the underlying causes. We won't solve these problems until we recognize that bad design of equipment and procedures is most often the culprit. Does human error cause accidents? Yes, but we need to know what caused the error: in the majority of instances human error is the result of inappropriate design of equipment or procedures.”

Don Norman mengingatkan bahwa masalah yang perlu dilihat lebih dalam bukanlah tentang kesalahan manusia, tapi apa yang menyebabkan kesalahan itu sampai terjadi. Menurutnya, itu terjadi karena kesalahan ketika merancang atau mendesain alat, perangkat, atau prosedur.

Manusia punya kelemahan bila harus melakukan suatu tindakan yang berulang terus-menerus serta membutuhkan konsentrasi penuh dan ketelitian tinggi. Kelemahan itu bisa berupa terbatasnya memori dan perhatian, juga keterbatasan pada strategi dan pelaksanaan pembuatan keputusan.

Lalu bagaimana mengurangi atau menghilangkan potensi terjadinya kesalahan manusia (human error) ini? Kuncinya ada pada desain. Semua teknologi, alat, dan prosedur harus didesain dengan pendekatan yang berpusat terhadap orang (a people-centered design).

Desain yang berpusat terhadap orang menurut Don Norman dimulai dengan menginventarisasi apa saja tugas-tugas yang dilakukan, membangun dan mengembangkan rancangan alat-alat dan prosedur berdasar kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki manusia, lalu membangun teknologi yang menutup apa yang menjadi kelemahan-kelemahan manusia.